NEWS


Kamis, 15 April 2010

Value | Nilai

The Price Of Gold

Gold simply teaches that humans are enslaved by their imagination. Practical need and necessity drive the imagination less than wholly subjective values-trust and faith in the metaphysical. In the interest of owning gold, humans will rain ruin in life, limb, and property, destroy cultures and the environment, and wreck peace only to hold a substance of limited utility. Less than 13 percent of gold is used for industrial and dental purposes, while the remaining 87 percent is for jewelry, retail investment, and exchange-traded funds.


Taken from National Geographic's (May 2009) Letters page, written by Stuart N. Luttich from Geneva, Nebraska.


I always wanted to write an article about gold/money from this perspective, but just couldn't find the right words to say it.


And i just want to say that i totally agree with this article, i find it that some "real" values aren't real enough to sustain our true purposes in life. And to cope that,I choose to avoid the banking system as much as i can, because i don't want to be part of the economy's killing machine that'll bring down our society in its most graceful fashion.


J. Vanco

April 16th, 2010

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Nilai emas

Emas dengan sederhana menunjukkan kepada kita sebagai manusia telah diperbudak oleh sebuah nilai imajiner. Kebutuhan hidup yang lebih pokok dan mendesak semakin tergeser dengan nilai - nilai yang lebih bersifat maya dan tidak nyata, sebuah fenomena "demi gengsi" untuk gampangnya. Demi sebuah kepemilikan emas ini, manusia tidak segan - segan untuk mendatangkan kesengsaraan, menghancurkan kebudayaan dan habitat hidupnya, hanya untuk mendapatkan sejumlah substansi yang sifatnya sementara dan terbatas. Ironisnya, hasil emas yang diperjuangkan mati - matian itu, hanya sebagian kecil yang digunakan untuk kepentingan medis dan kemajuan industri bersama, sedangkan sebagian besarnya dihabiskan untuk perhiasan dan investasi finansial di dalam peti bank yang tidak berguna kecuali sebagai nilai tukar yang selalu tergantung oleh sistem yang terus berubah.


Artikel ini dikutip dari surat pembaca untuk majalah National Geographic (Mei 2009), yang ditulis oleh Stuart N. Luttich dari Geneva, Nebraska


Sudah sejak lama saya ingin sekali menulis hal tentang emas/kekayaan dengan perspektif ini, tapi tidak pernah bisa menuangkan nya dengan simpel dan lugas seperti ini.


Saya hanya ingin ikut menganggukkan kepala sebagai tanda setuju atas artikel ini, dan sampai sekarang masih sebisa mungkin menghindari ketergantungan terhadap sistem perbankan yang akan semakin memacu kita untuk saling mencekik sesama kita dengan cara sesopan mungkin.


J. Vanco

16 april 2010